Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Percakapan Pendidikan Karakter antara Guru dan Murid

Seorang ibu adalah pendidik pertama dan terutama anak. Bagaimana mungkin anaknya bisa terdidik, jika ibunya tidak terdidik? RA Kartini 1902 Setiap Malam Jumat, di daerah saya rutin mengadakan pengajian mingguan yang bertempat di sebuah Masjid. Malam Jumat kemari, saya mendapat pengalaman yang sangat luar biasa. Dimana penceramahnya berasal dari pimpinan sebuah pondok pesantren di daerah saya. Masyarakat pun duduk berjejer rapi sambil mendengarkan dengan khusyu apa yang disampaikan penceramah tersebut, tak terkecuali dengan saya. Saya mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan penceramah sambil sesekali mengangguk-ngangguk tanda mengerti. Karena sebelumnya saya pernah belajar di sebuah pondok pesantren. Tepat di samping saya, terdapat seorang pemuda pengurus masjid tersebut. Beliau aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan, seperti ceramah, khotbah, pengajian ibu-ibu, dan lain sebagainya. Pemuda tersebut merupakan seorang santri lulusan pondok pesantren milik sang penceramah.

Seorang Introvert yang Mencoba Bersosialisasi

Di penghujung Desember 2018, ada seorang siswi datang ke kelas gue sembari meminta izin ke guru untuk memanggil gue sebentar di tengah proses kegiatan belajar mengajar. Seorang kakak kelas 12 jurusan IPS yang kaya akan prestasi, anak rumah, cantik, dan pintar bernyanyi. Siapa sih yang engga kenal siswi ini di sekolah gue. Panggil saja namanya Hana. Guru pun memberikan izin gue untuk menghampiri Hana. Setelah berdiskusi di luar kelas dengan Hana, ternyata gue diajak ke Ruang Perpustakaan. Entah apa yang akan dibahas selama di sana. Gue engga tau. Gue pun menuruti permintaan Hana dan pergi bareng menuju Ruang Perpustakaan. Setelah kami tiba di Ruang Perpustakaan, nampak ada beberapa siswi yang sedang mengadakan bimbingan dengan guru Sosiologi, yaitu Bu Hani dan Pak Yuda. Panggil saja Muti dan Arin. Muti ini sama dengan Hana, kakak kelas 12 jurusan IPS hanya bedanya ia seorang santri di suatu pondok pesantren dekat sekolah. Dan Arin ini seangkatan dengan gue. Hanya saja Arin anak ruma