Langsung ke konten utama

Kebhinekaan Modul Nusantara: Review Pempek Edy di Kampung Pempek 26 Ilir

Kali ini, aku akan berbagi cerita mengenai pengalamanku menikmati Pempek Edy pada serangkaian kegiatan Modul Nusantara. Modul Nusantara sendiri merupakan mata kuliah khusus yang terdapat dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang diinisiasi oleh Kemdikbudristek. Terdapat 4 jenis kegiatan Modul Nusantara, yaitu kebhinekaan, refleksi, inspirasi, dan kontribusi sosial. Nantinya, setiap mahasiswa akan tergabung dalam beberapa kelompok Modul Nusantara untuk memudahkan mobilisasi ke tempat lokasi pelaksanaannya.

Aku sendiri mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Sriwijaya Prov. Sumatera Selatan. Tergabung ke dalam kelompok 6 Modul Nusantara bersama 18 orang mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Adapun dosen pengampu kami bernama Pak Oemar Madri Bafadhal, S.I.Kom., M.Si. dan kakak LO bernama Joistine Anastasya Duta Fardianne dari program studi Ilmu Komunikasi FISIP Univ. Sriwijaya.

Pada tanggal 29 Oktober 2022, kami mengikuti kegiatan kebhinekaan ke Museum Balaputradewa, Kampung Pempek 26 Ilir, dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Kami berangkat dari kampus Univ. Sriwijaya yang berada di Indralaya Kab. Ogan Ilir ke tempat destinasi tersebut menggunakan bus yang sebelumnya sudah disewa oleh LO. Namun, kali ini aku hanya cerita tentang pengalaman mengikuti Modul Nusantara di Kampung Pempek 26 Ilir.

Sesuai namanya, Kampung Pempek 26 Ilir ini berjejer puluhan lapak pempek sejauh mata memandang. Nampaknya, pemerintah Prov. Sumatera Selatan sengaja memfasilitasi kampung ini untuk dijadikan sentra pempek agar semakin meningkatkan daya tarik kuliner bagi wisatawan ketika berkunjung ke Palembang. Kami pun berjalan menyusuri Kampung Pempek 26 Ilir untuk memilih lapak mana yang akan kami kunjungi. Mengingat kami berjumlah 18 orang dan kemana-mana harus bersama, maka kami sepakat mencari lapak pempek yang besar.

Adapun lapak pempek yang kami pilih adalah Pempek Edy yang berlokasi di ujung jalan kampung sentra pempek tersebut. Pempek Edy ini sangat terkenal di kalangan wisatawan karena rasa pempek dan cukonya yang khas. Selain itu, lapaknya yang berlokasi diujung jalan, ruangannya besar, dan mencolok dibandingkan lapak pempek lain tentu langsung menarik perhatian pengunjung. Terdapat beberapa opsi pemesanan seperti dine in dengan konsep lesehan dan duduk di kursi, take away, pesan via aplikasi pemesanan online, hingga packing khusus oleh-oleh.

Kami pun memilih opsi pemesanan dine in dengan konsep lesehan agar dapat selonjoran setelah seharian jalan kaki menyusuri tempat destinasi Modul Nusantara. Setelah itu, kami langsung melakukan pemesanan dengan list menu seperti gambar di bawah ini.

Aku sendiri memesan Porsi Pempek (Isi 15) seharga Rp15.000 dan Jus Alpukat seharga Rp12.000. Porsi Pempek sendiri merupakan pempek yang dihidangkan secara campur, mulai dari pempek lenjer, lenggang, kulit, hingga telur kecil. Adapun teman sekelompokku melakukan pemesanan lain seperti Pempek Telur Besar, Jongkong, dan lainnya.

Tak lama menunggu, pesanan kita datang sesuai pesanan. Kami pun langsung mencicipi pempek satu sama lain agar menikmati semua varian. Tak lupa, kami pun mencelupkan pempeknya ke dalam cuko sebelum dicicipi. Rasa pempek yang khas ikan dan cuko yang kental semakin nikmat ketika dinikmati. Aku sendiri lebih suka pempek goreng hangat varian kulit dan isi tahu dan telur kecil. Apalagi cukonya ditambah sedikit saus semakin menambah kenikmatan versiku dalam menikmati pempek Edy ini.

Namun, terdapat sedikit masukan untuk proses bisnis Pempek Edy ini. Dimana pemesanan masih dilakukan secara manual sehingga pesanan makanan oleh pengunjung sering tidak sesuai pesanan, pesanan tidak datang, dan pembayaran berdasarkan keterangan pesanan dari pengunjung sehingga berisiko dirugikan pengunjung yang tidak jujur. Karyawan pun terlalu sering duduk dan mengobrol dengan karyawan lain tanpa mengecek kesesuaian pesanan atau kebutuhan lain pengunjung. Selebihnya terkait rasa pempek, cuko, dan tempat Pempek Edy ini sangat recommended bagi wisatawan yang berkunjung ke Palembang, khususnya ke Kampung Pempek 26 Ilir.

Selain itu, lapak Pempek Edy ini terdapat makanan olahan khas Palembang yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh. Mulai dari kemplang, kerupuk Palembang, pempek vacuum, dan lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Percakapan Pendidikan Karakter antara Guru dan Murid

Seorang ibu adalah pendidik pertama dan terutama anak. Bagaimana mungkin anaknya bisa terdidik, jika ibunya tidak terdidik? RA Kartini 1902 Setiap Malam Jumat, di daerah saya rutin mengadakan pengajian mingguan yang bertempat di sebuah Masjid. Malam Jumat kemari, saya mendapat pengalaman yang sangat luar biasa. Dimana penceramahnya berasal dari pimpinan sebuah pondok pesantren di daerah saya. Masyarakat pun duduk berjejer rapi sambil mendengarkan dengan khusyu apa yang disampaikan penceramah tersebut, tak terkecuali dengan saya. Saya mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan penceramah sambil sesekali mengangguk-ngangguk tanda mengerti. Karena sebelumnya saya pernah belajar di sebuah pondok pesantren. Tepat di samping saya, terdapat seorang pemuda pengurus masjid tersebut. Beliau aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan, seperti ceramah, khotbah, pengajian ibu-ibu, dan lain sebagainya. Pemuda tersebut merupakan seorang santri lulusan pondok pesantren milik sang penceramah.

Semua Berawal dari Gemercik

Semakin banyak gue membaca, semakin kuat pula keinginan untuk menulis, dan berkarya tanpa batas. Teruslah menulis! Tetapi jangan sesekali mencoba untuk membebani diri gue sendiri dengan tulisan-tulisan yang akan gue anggap sangat bagus. Karena saat seorang pemula mulai menulis, gue terkadang membebani diri gue sendiri hanya untuk menulis sesuatu yang dianggap akan sangat menarik untuk dibaca. Oleh karena itu, saat orang-orang tak tertarik akan karya tulis tersebut, terkadang gue berhenti di tengah jalan. Jadilah penulis pemula yang sangat yakin dengan tulisan-tulisan jeleknya, tetapi tetap istiqomah untuk selalu berkarya! Menjadi penulis bukan pilihan gue pada awalnya. Tidak memiliki latar belakang organisasi Karya Ilmiah Remaja sebelumnya, jurnalis kampus, apalagi kuliah di jurusan sastra Indonesia. Memang tak ada kaitannya sama sekali dengan pendidikan di Madrasah Aliyah yang mayoritas pelajaran agama dan umum semata. Bersahabat dengan matematika, fisika, biologi, pramuka, dan

Mahasiswa Sistem Informasi UISI Terpilih Mengikuti Magang Bersertifikat Posisi HR Generalist dan Performance Management System di Hasnur Centre Kalimantan Selatan

Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) merupakan program Kemendikbudristek yang memberikan pengalaman selama satu semester kepada mahasiswa dalam mengasah kemampuan dan pengetahuannya di berbagai dunia industri mitra secara langsung, salah satunya mitra Hasnur Centre. Hasnur Centre merupakan  Corporate Social Responsibility  dari Hasnur Group yang berlokasi di Kalimantan Selatan. Hasnur Centre mengusung konsep  Innovation Learning Internship  dengan memadukan konsep utama antara  On the Job Training  dan  Working Learning Internship . Hasnur Centre mengedepankan proses pembelajaran dan pembekalan persiapan masuk dunia industri secara kolaborasi dan kerjasama lintas posisi dan lintas unit. Pada MSIB  Batch  4, Hasnur Centre membuka 21 posisi dan menerima 192 mahasiswa magang dari 71 perguruan tinggi seluruh Indonesia. Adapun Arif Muhammad Iqbal dari Sistem Informasi Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) terpilih mengikuti magang bersertifikat di Hasnur Centre posisi